Sarana-sarana atau agen-agen sosialisasi politik
tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Keluarga
Keluarga merupakan primary group dan agen
sosialisasi utama yang membentuk karakter politik individu oleh sebab mereka
adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara, memberi pengaruh
yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya,
mem-peroleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu
Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan
kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah
berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno
untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda.
2.
Sekolah
Sekolah sebagai suatu sarana sosialisasi politik
sudah merupakan hal yang wajar. Sekolah memiliki kewajiban untuk memberikan
pengetahuan tentang dunia politik dan peranan para generasi muda di dalamnya.
Sekolah juga membangun kesadaran kepada anak didik mengenai pentingnya hidup bernegara
dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan. Rasa setia kepada negara juga dapat
dibangun dan ditumbuhkan dengan cara memberikan pemahaman tentang simbol-simbol
negara, seperti lambang negara, bendera nasional, bahasa nasional, serta
berbagai lagu kebangsaan dan perjuangan. Lebih jauh lagi, sekolah memberikan
pandangan yang lebih konkret tentang lembaga-lembaga politik dan
hubungan-hubungan politik. Siswa juga berlatih berorganisasi dan memimpin di
sekolah. Hal-hal tersebut dapat menambah pengetahuan siswa terhadap dunia
politik.
3.
Peer group
Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer
group masuk kategori agen sosialisasi politik primary group. Peer group adalah
teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh
teman-teman sebaya tentu sangat memengaruhi beberapa tindakan individu di
dalamnya. Tokoh semacam Mohammad Hatta banyak memiliki pandangan-pandangan yang
sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku kuliah di Negeri Belanda.
Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu mengeluarkan
konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari.
Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan
jalan dengan Sukarno di masa kemudian.
4.
Media massa
Media massa merupakan agen sosialisasi politik
secondary group. Tidak perlu disebutkan lagi pengaruh media massa terhadap
seorang individu. Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual
(televisi), surat kabat cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku
pemerintah ataupun partai politik banyak memengaruhi kita. Meskipun tidak memiliki
kedalaman, tetapi media massa mampu menyita perhatian individu oleh sebab
sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ‘berlebihan’.
5.
Pemerintah
Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan
agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Hal ini
dikarenakan pemerintahlah yang menjalankan sistem politik dan stabilitasnya.
Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, di mana beberapa
mata pelajaran ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik
negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah, secara tidak
langsung, melakukan sosialisasi politik melalui tindakannya itu. Melalui
tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan
memengaruhi budaya politiknya.
6.
Partai politik
Partai politik adalah agen sosialisasi politik secondary
group. Partai politik biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga
negara, seperti agama, kebudayaan, keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui
partai politik dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara,
pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada.